Senin, 23 September 2013

Contoh Paragraf Deskripsi KelompokEnem

Sepercik Air Surga Coban Rondo

oleh : Punkky Sudrajad

  

Deruan air mensyahdukan telinga. Hempasan bulir  bulir air dingin menerpa wajah. Keperkasaan batu terlihat mulai retak digerogoti lumut lumut keindahan. Sebuah air terjun yang menyombongkan diri di lereng gunung Kawi. Coban Rondo, berjarak sekitar 17 km dari kota pendidikan, Kota Malang.
Tinggi megah 35 meter dari tanah memancarkan percikan air surga. Deretan penjajah pemuas lidah terlihat tak sabar menyambut kedatangan penikmat goresan cat minyak Tuhan. Rp 12.000 terasa tak berharga jika digantikan dengan itu semua. Pohon pohon terlihat tegar mendampingi kerasnya aspal. Sebuah sejarah yang cukup terlihat biasa di telinga masyarakat juga ikut serta melengkapi itu semua.




Coban Rondo, yang berarti Air Terjun Janda menjadi saksi bisu terjadinya peristiwa yang menjadikan Dewi Ambarwati atau yang biasa dipanggil Mbok Rondo Dadapan kehilangan suami tercinta yang memaksanya menjadi seorang Rondo atau Janda.

Sebuah surau kecil berdiri di tengah tengah surga dunia itu, berharap dapat melayani sang hamba untuk bertamu kepada Tuhan. Gerombolan monyet juga sering terlihat menggoda wisatawan dengan tangan mungil mereka berharap secuil roti menghampiri mulut mereka.




Surga Tersembunyi Segoro Anakan

oleh :Syauqy Ayyash H


http://puditour.com/wp-content/uploads/2013/02/sempubesar.jpg 
.        Segoro anakan mungkin meruakan nama yang asing bagi sebagian orang. Serogo anakan merupakan danau yang memiliki air asin. Mungkin karena airnya yang berasal dari laut dan menembus karang karang dan tertahan di dalamnya. Segoro anakan ini berada di bagian ujung dari pulau Sempu. Untuk bisa mencapainya kita harus menyebrangi laut dari pantai "Sendang Biru" terlebih dahulu. Perjalanan dari Sendang biru ke Sempu kurang lebih hanya membutuhkan waktu 15menit dengan menyewa perahu perahu nelayan sekitar.
http://novavilla.files.wordpress.com/2011/11/snedang-biru.jpg 
.      Perjalanan untuk sampai di segoro anakan masih cukup jauh dari tempat kita turun dari perahu. Kurang lebih membutuhkan perjalanan 3-4jam perjalanan karena melewati track yang berlumpur. sepanjang perjalanan kita akan di kelilingi oleh pepohonan - pepohonan yang rindang dan berbagai suara suara burng, monyet ataupun hewan - hewan lainnya. Sayangnya sering juga di temukan bekas botol botol minuman yang ditinggalkan oleh orang - orang yang tidak bertanggung jawab :(
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnE3AepAt_n-2qVdJ8h5jPWbJB40VNXd2ctyLutb69u2bHQLbGQ-dPszmC0N8bCBsJU3oItGi-1PjX2wEa0HZ-SZIb5PSu1jaSRd5IlG3cnBfvO5iVD9hsnFoUEmi3fAR-d17vG1Pn9Rs/s1600/track1.jpg 
.       Semua rasa lelah selama perjalanan pasti akan di terpa angin sepoi - sepoi dari laut dan suara desiar ombak lembut yang memanjakan perasaan kita. Danau biru yang tidak terlalu dalam bahkan kita bisa jalan sampai ke tengah - tengah danau itu. Pasir yang lembut terhampar di pinggiran pantai. di sekitar danau di kelilingi oleh bukit - bukit dengan pepohonan hirau nan rindang. dan di sebelah kiri kita terdapat batuan karang yang bisa kita panjat. begitu kita sampai di atasnya kita dapat langsung melihat lautan lepas yang begitu biru dan luas. Deburan ombak yang menabrak karang karang dan angin yang terus berhembus terus menambahkan keindahan bagi segoro anakan. Untuk mencari minum kita juga masih bisa memanjat ke pohon - pohon kelapa yang ada di sekitar segoro anakan. Benar - benar bagaikan surga yang tersembunyi dari keramaian kota.



CANDI SINGOSARI

oleh :Yessi Aristanti Mila




      Candi merupakan sisa-sisa peninggalan dan terdapat bangunan tempat pemujaan raja atau leluhur.  Salah satunya adalah cadi singosari ini. Candi ini terdapat didaerah Malang, Jawa Timur. Di desa Candirenggo, Kecamatan Singosari. Banyak arca dan bangunan candi yang ditempatkan dipinggir lapangan percandian, dan terdapat dua arca penjaga besar. Semuanya itu merupakan sisa dari kelompok bangunan suci.
        Bangunan candi tersebut berbentuk bujur sangkar dan terbuat dari batu. Bangunan ini menghadap kearah barat. Dan seluruh candi tersebut terdiri dari tingkat bawah atau batur 2 meter, memiliki kaki yang tinggi, tubuh yang ramping dan atap yang berbentuk limas. 
           Komplek percandian menempati areal 200 m × 400 m dan terdiri dari beberapa candi. Di sisi barat laut komplek terdapat sepasang arca raksasa besar (tinggi hampir 4m, disebut Dwarapala) dan posisi gada menghadap ke bawah, ini menunjukkan meskipun penjaganya raksasa tetapi masih ada rasa kasih sayang terhadap semua mahkluk hidup dan ungkapan selamat datang bagi semuanya. Dan posisi arca ini hanya ada di Singhasari, tidak ada di tempat ataupun kerajaan lainnya. Dan di dekatnya arca Dwarapala terdapat alun-alun. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa candi terletak di komplek pusat kerajaan. Letak candi Singhasari yang dekat dengan kedua arca Dwarapala menjadi menarik ketika dikaitkan dengan ajaran Siwa yang mengatakan bahwa dewa Siwa bersemayam di puncak Kailasa dalam wujud lingga, batas Timur terdapat gerbang dengan Ganesha (atau Ganapati) sebagai penjaganya, gerbang Barat dijaga oleh Kala dan Amungkala, gerbang Selatan dijaga oleh Resi Agastya, gerbang Utara dijaga oleh Batari Gori (atau Gaurī). Karena letak candi Singhasari yang sangat dekat dengan kedua arca tersebut yang terdapat pada jalan menuju ke Gunung Arjuna, penggunaan candi ini diperkirakan tidak terlepas dari keberadaan gunung Arjuna dan para pertapa yang bersemayam di puncak gunung ini pada waktu itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar